Baru 11 hari yang lalu gw mulai menjalani langkah baru di tahun yang baru. Tahun dimana gw harap semuanya bakal berubah, tahun dimana gw kembali diwajibkan (atau formalitas belaka) untuk membuat resolusi baru.
Begitu juga dengan beberapa orang yang notabene temen gw sendiri.
"Pokoknya tahun ini gw pengen -bla..bla..bla..-"
"Ah, kalo aku mah pengen bikin -ble..ble..ble..-"
"Gw mah pengen mulai ngelakuin -blo..blo..blo..- aja ah"
and many others...
Buat gw, resolusi (yang selanjutnya gw sebut 'mimpi terpendam') yang mereka buat sangat WAH-WEH-WOH. Beberapa terdengar seperti datang dari hati mereka sendiri. Seperti keinginan lama yang sudah dipersiapkan matang-matang namun terpaksa dipendam karena kesibukan kuliah. Dan beberapa lagi terdengar soooo dreaammmyy, seperti kura-kura yang pengen terbang.
Untuk mimpi terpendam golongan kedua ini udah bisa dipastikan dibuat tanpa perhitungan yang matang dan dengan pola pikir lama yang mengatakan..
"resolusi adalah mimpi yang kamu harapkan datang. Tunggu saja sambil berharap itu bakal terwujud."
atau dengan kata lain, itu hanya mimpi belaka yang dibuat asal-asalan. Lempar benih dan menunggu dia tumbuh tanpa harus disiram dan diberi pupuk. Tumbuh alhamdulillah, ga tumbuh gapapa. Yang penting lempar benihnya aja dulu.
CRAP!!
Kebalikannya, untuk mimpi terpendam golongan pertama, itu sudah dipastikan dibuat dengan perhitungan yang matang dan mantap. Bukan hanya sekedar mimpi belaka, tapi juga sudah dibuat apa-apa aja yang harus diusahakan untuk mencapainya. Tidak cukup sampai melempar benih, tapi juga berusaha menyiram dan memberi pupuk hingga benar-benar tumbuh.
Dari sini gw sadar akan satu hal mengenai pentingnya kita untuk menghargai mimpi diri sendiri sebagai bentuk sikap kita dalam menghargai diri kita sendiri sebagai makhluk individu. Orang yang bisa menghargai dirinya sendiri pasti akan selalu memberikan yang terbaik bagi dirinya (tanpa merugikan orang lain tentunya). Tidak sekedar bermimpi tapi juga berusaha mewujudkannya. Dan orang yang kurang bisa menghargai dirinya sendiri tentu tidak akan melakukan itu. Dia membiarkan dirinya terbawa arus dan hanya bisa berharap arus itu membawa dirinya ke hilir yang terbaik. Just hope....
"Tapi orang yang menghargai dirinya sendiri selalu berusaha membuat kapal terlebih dulu hingga nantinya dia mampu memilih hilir mana yang ingin dia tuju dengan mudah. Bahkan di arus yang deras sekalipun."
Tahun 2009 baru dimulai teman. Masih belum terlambat untuk menyusun kembali mimpi-mimpi kalian. Dengarkan suara hati kalian, lihat batasan kemampuan kalian, dan berdoalah. Raih tahun ini untuk menjadi milik kalian.
Your friend
Agil dengan ditemani Ernestito - Sore
11 Januari 2009 pukul setengah dua dini hari
.